Batu Tempat Pelantikan Raja-raja Tarumanagara dan Pajajaran

47 minutes ago

Mungkin banyak orang Sunda yang tidak mengetahui bahwa masih ada peninggalan dari Kerajaan Pakuan Pajajaran yang hampir tidak akan lagi ditemukan sisanya meski kemungkinan itu ada. Salah satu peninggalan itu adalah Palangka Batu Sriman Sriwacana atau sering disebut Watu Gilang yang dalam bahasa Sunda berarti Batu yang berkilau.
Batu ini merupakan pangcalikan atau tempat duduk sewaktu Raja-Raja Sunda dilantik menjadi Penguasa. Batu ini sudah dikisahkan di dalam Carita Parahiyangan yaitu:
Sang Susuktunggal inyana nu nyieuna palangka Sriman Sriwacana Sri Baduga Maharajadiraja Ratu Haji d i Pakwan Pajajaran nu mikadatwan Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati, inyana Pakwan Sanghiyang Sri Ratu Dewata.598836_419161118106934_898957350_nYang berarti:
“Sang Susuktunggal ialah yang membuat tahta Sriman Sriwacana untuk Sri Baduga Maharaja, Ratu penguasa di Pakuan Pajajaran yang bersemayam di Keraton Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati yaitu istana Sanghiyang Sri Ratu Dewata”Batu ini setidaknya masih berada di Pakuan Pajajaran sampai tahun 1579 sampai Pasukan Panembahan Yusuf atau Maulana Yusuf membawa batu ini dari Pakuan ke Surosowan di Banten. Tradisi politik ini yang mengharuskan demikian. Karena dengan dirampasnya batu ini maka Pakuan Pajajaran tidak akan mungkin lagi menobatkan raja baru, selain itu dengan memiliki Watu Palangka ini, Maulana Yusuf dianggap sebagai penerus kekuasaan Pajajaran yang sah karena buyut perempuannya adalah puteri dari Sri Baduga Maharaja

562847_2624525591862_528889863_n (1)

Kata Palangka secara umum berarti tempat duduk (pangcalikan). Bagi raja berarti Tahta. Dalam hal ini adalah Tahta Nobat, yaitu tempat duduk khusus yang hanya digunakan pada upacara penobatan. Di atas Palangka yang berada di Kabuyutan itulah seorang calon raja diberkati (diwastu) oleh pendeta tertinggi. Sesuai dengan tradisi, tahta itu terbuat dari batu dan digosok sehingga halus dan mengkilap. Batu Tahta seperti ini oleh penduduk biasanya disebut Batu Pangcalikan atau Batu Ranjang, bila dilengkapi dengan kaki seperti balai-balai biasa.

562944_2624527431908_2142534963_n

Palangka Sriman Sriwacana sendiri saat ini bisa ditemukan di depan bekas Keraton Surasowan Banten. Karena bentuknya yang mengkilap, orang Banten menyebutnya Watu Gilang, yang berarti Batu yang mengkilap atau berseri, sama artinya dengan kata Sriman.

Itulah setidaknya sedikit deskripsi dari Watu ini karena Masyarakat Banten hususnya tidak tahu apa sebenarnya Watu Gilang sampai ada yang menyebutkan bahwa Watu Gilang itu adalah kuburan tua.

Gerbang Pintu Bale Pakuan Bogor yang dihiasi Baju Kujang setinggi 4 meter yang diketemukan di Gubung Sodong Leuwi Liang Bogor, bersama Baru Perahu, Batu Kuya dan Batu Dolmen. Sekarang semua diamankan di Bale Pakuan Karadenan Bogor

Gerbang Pintu Bale Pakuan Bogor yang dihiasi Baju Kujang setinggi 4 meter yang diketemukan di Gunung Sodong – Leuwi Liang – Bogor, bersama Batu Perahu, Batu Kuya dan Batu Dolmen. Sekarang semua diamankan di Bale Pakuan Karadenan Bogor

Replika Watu Gilang Sriman Sriwacana di Bale Pakuan, Karadenan, Kab. Bogor

Replika Watu Gilang Sriman Sriwacana di Bale Pakuan, Karadenan, Kab. Bogor

— with Kang Adang OerangSmdVivien Ezeddin IIBeny Sungkawa Djatnika and 17 others.

2 responses to “Batu Tempat Pelantikan Raja-raja Tarumanagara dan Pajajaran

  1. Ping-balik: LETAK I.B.U.K.O.T.A P.A.K.U.A.N Padjadjaran | Bayt al-Hikmah Institute

  2. Nuhun..kang Ari tea atas informasi Sejarah nya.Semoga generasi nu amburadul ayeuna,nyahoeun kana paninggalan sajarah laluhur bangsa urang… Salam..

Tinggalkan komentar